Faktor yang mempengaruhi belajar siswa

MOTIVASI BELAJAR SISWA

A. Motivasi instrinsik
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari siswa itu sendiri/ instinsik adalah :
1. Minat
Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana minat belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi lebih mudah dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegitan tertentu yang spesifik. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk merasa pada objek tertentu yang dianggap penting. Dari rasa ketertarikan terhdap sesuatu akan membentuk motivasi yang akhirnya teraktualisasi dalam perilaku belajrnya. Syarat yang penting untuk memulai sesuatu adalah minat terhadap apa yang mau dipelajari. Tanpa minat dan hanya didasari atas dasar tepaksa, maka tidak akan tercipata motivasi belajar sehingga hasil yag didapat tidak akan optimal meskipun cara belajar yang digunakan sudah efektif.
2. Cita-cita
Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan serta oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita untuk menjadi sesorang (gambaran ideal) akan memperkuat semangat belajar. Seseorang dengan kemauan besar serta didukung oleh cita-cita yang sesuai maka akan menimbulkan semangat dan dorongan yang besar untuk bisa meraih apa yang diinginkan.
3. Kondisi siswa
Motivasi belajar adalah usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakansegala daya (kondisi-kondisi) untuk beljar sehingga ia mau atau ingin melakukan pembrelajaran. Kondisi- kondisi tersebut baik fisik maupun emosi yag dihadapi oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan individu untuk belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi blejar. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit serta keadaan akal yang sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu.
Keadaan emosional dan sosial berupa perasaan tertekan, yang selalu dalam keadaan takut akan kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif. Demikian pula anak yang tidak disukai oleh teman dan lingkungan sosialnya akan menemui kesulitan belajar.

   B. Faktor Motivasi ekstrinsik
Menurut Elliot et al berpendapat bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari luar individu/ ekstrinsik, adalah:
1. Kecemasan terhadap hukuman
Motivasi ekstrinsik berkenaan dengan insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman. Motivasi belajar dapat muncul jika ada kecemasan atau hukuman yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan pripsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang terkena hukuman (punishment). Motivasi dengan kekerasan (motivating by force) yaitu memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
2. Penghargaan dan pujian
Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda beda untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga dapat dilakukan dengan penghargaan atau pujian. Motivasi bisa muncul jika terdapat penghargaan atau pujian yang layak yang menyertai atau melandasi pembelajaran. Penghargaan (reward) menimbulkan efek diantaranya yaitu:
1)      Penghargaan dapat menimbulkan proses belajar, penghargaan secara spesifik memindahkan atau menagalihkan konsentrasi para siswa dari bidang yang harus dipelajari karena faktor penghargaan dan secara tepat ahal ini mengganggu atau merusak proses belajar itu sendiri.
2)      Penghargaan mempunyai efek negatif atas keinginan individu untuk menocoba tugas tugas yang menantang
3)      Penghargaan dapat memepertahankan perilaku tertentu hanya dalam waktu jangka pendek
Peran orang tua
Lingkungan kelurga sangat berpengaruh terhdap keberhasilan belajar siswa. Pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan dan perkembangan seseorang adalah keluarga. Banyak waktu dan kesempatan bagi anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarga. Perjumpaan dan interaksi ini tersebut sangat besar pengaruhnya bagi perilaku dan prestasi seseorang. Seiring dengan perkembangan jaman, dalam kenyataan sering tidak terasa lelah terdapat pergeseran fungsi peran orang tua pendidikan anaknya. Kebanyakan para orang tua menyerahkan sepeneuhnya pendidikan anaknya pada sekolah. Padahal seharusnya orang tua memberikan perhatian dan semangat belajar yang lebih sehingga dapat memunculkan motivasi belajar anak karena waktu dirumah lebih banyak dari pada disekolah. keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar perlu diusahakan, baik berupa perhatian bimbingan kepada anak dirumah maupun berprestasi secara individual dan kolektif terhadap sekolah dan kegiatannya, serta memperhatikan kesulitan yang dialami anak dalam proses belajar. Orang tua adalah sebagai pembuka kemungkinan terselenggaranya pendidikan bagi anaknya serta berperan sebagai guru bagi mereka. Orang tua mampu mendidik dengan baik, mampu berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap anak, tahu kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak dan mampu menciptakan hubungan baik dengan anak-anaknya akan berpengaruh besar terhadap keinginan anak untuk belajar atau sebaliknya.
3. Peran pengajar
Peran pengajar dalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar makin aktif belajar. Strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasrnya terletak  pada guru atau pelajar itu sendiri. Membangkitkan motivasi belajar tidak hanya terletak bagaimana peran pengajar, namun banyak hal yang mempengaruhinya. Kreatifitas setra aktifitas pengajar harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswa sehingga siswa akan lebih terpacu motivasi untuk belajar, berkarya dan berkreasi. Pengajar bertugas memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi siswanya. Dalam hal ini pengajar melakukan hal yang menggiatkan anak dalam belajar. Peran pengajar untuk mengelola motivasi bewlajar sangat penting dan dapat dilakukan melelui berbagai aktifitas belajar. Kemampuan mengajar menjadikan dirinya model yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.
4. Kondisi lingkungan

Sebagai anggota masyarakata maka siswa dapat terpenagruh oleg lingkunagn sekitar. Lingkungan sekitar berupa keadaan alam, tempat tinggal, pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sehat turut mempengaruhi motivasi belajar. Karakteristik fisik lingkunagan belajar, keterjangkauan dan ketersediaan sumber daya manusia dan materi dapat mempengaruhi tingkat motivasi seseorang dan lingkungan juga dapat membentuk atau mengurangi kondisi penerimaan pembelajaran. Lingkungan yang aman, nyaman dan bisa disesuaikan sendiri dapat menumbuhkan dorongan untuk belajar. Sebaliknya lingkungan yang kurang menyenangkan seperti kegaduhan, kekacauan dan tidak adanya privasi dapat mengganggu kapasitas untuk berkonsentrasi dan menumbuhkan keinginan untuk  tidak belajar.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suara Bising (bisa) BIkin Sakit Jantung

Teknologi Multimedia dalam Dunia Kesehatan